Senin, 02 Februari 2009

Kubenci Kau Dengan Cintaku

Mengagumi, Menyayangi dan Mencintai Seseorang membawa berbagai situasi dalam kehidupan kita. Ketika ketiga rasa itu kita persembahkan untuk sahabat, orangtua, kekasih maupun guru kita, maka saya menjamin tidak selamanya semua itu terlaksana dengan indah. Terkadang kita harus memarahi kekasih kita jika dia mulai melirik orang lain , terkadang kita harus emosi ketika orangtua kita terlalu mengekang kita, terkadang kita harus bertengkar dengan sahabat kita jika dia berbuat kesalahan, terkadang kita mengkoreksi guru kita jika apa yang diajarkannya justru menyesatkan muridnya, terkadang kita harus ngambek jika pacar kita mengabaikan kita dan terkadang juga kita harus mengingatkan sebuah kesalahan walaupun harus menyakiti orang yang kita sayangi.
Tetapi dari semua hal itu, saya yakin bahwa tujuannya adalah untuk kebaikan. Bukan cinta namanya jika kita membiarkan kekasih kita berselingkuh, bukan sahabat namanya jika kita membiarkan sahabat kita melakukan kesalahan dan bukan sayang namanya jika kita membiarkan orang yang kita sayangi terus menerus salah jalan.
Mungkin memang caranya tidak begitu diterima oleh orang yang kita sayangi, cintai dan kagumi. Tetapi minimal jika dengan cara halus tidak mempan maka saya pikir tindakan-tindakan di atas merupakan hal terbaik terakhir yang bisa kita lakukan. Jadi jika pun suatu waktu kita harus melakukan sesuatu yang mungkin menyakitkan hati orang yang kita sayangi, cintai dan kagumi itu bukan berarti kita tak sayang, bukan berarti kita tak cinta dan bukan berarti kita tak kagum.
Sebuah lagu sangat saya suka dan mungkin kisah dalam liriknya sering kali terjadi dalam hidupku, mengingatkan saya bahwa tak selamanya membenci itu karena tak cinta dan tak selamanya mencintai tak boleh membenci.
Mungkin takdir ini terlanjur menunggu
Diriku tak dapat pergi darimu
walaupun seribu bintang tinggalkanku
dan mentari tak bersinar
Aku takkan mampu untuk lepaskanmu
Mencoba sejenak lupakan
Segalanya yang tlah terjadi
Duhai cinta, tataplah aku di sini tetap menatapmu
walau perih terus kau sakiti aku tetap mengharapmu
Mungkin benar bila aku tak berarti
dan dirimu terlalu berarti
walaupun pekatnya bulan gelapkanku
dan pelangi tak berpijar
wajahmu terlalu indah tuk kubenci
dan kuterus mencintaimu
engkau terus melupakanku

Tidak ada komentar: