Haaahh................
Lega rasanya kalau bisa menghela nafas,
Rasanya semua beban tak lagi terasa dipunggung
Mau tau ngga' rahasianya....
KEEP SMILE ALWAYS dan SELALU SEMANGAT
Tapi mang itulah yang sudah aku jalani dan aku rasakan
KAyanya kalian juga perlu mencobanya dechhhh...
Tapi yang paling penting tentunya
Sholat lima waktu dan selalu berdo'a
Berdzikir dan juga selalu istigfar yach....
Kalau kita selalu bersyukur
Apapun yang kita hadapi pasti semua ada jalan keluarnya
Dan hal penting yang membuatku tuk selalu lakukan
itu semua adalah karena masa depan nayhend
Yang selalu buatku semangat, semangat dan selalu semangat
Sabtu, 20 Desember 2008
Senin, 15 Desember 2008
Type apakah Anda??
Sabtu, 06 Desember 2008
Buah Kebeningan Hati
Saudara-saudaraku, sungguh beruntung bagi siapapun yang mampu menata qolbunya menjadi bening, jernih, bersih, dan selamat. Sungguh berbahagia dan mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki qolbu yang tertata, terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan.
Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih. Bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, penuh sungging senyuman tulus seperti ini.
Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya, subhanallah. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan mamfaat. Tutur katanya bernas dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain.
Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang,dan kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada umat.
Orang yang bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek sedetik pun jua. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap detik yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang berbening hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya.
Walhasil, orang yang telah tertata hatinya adalah orang yang telah berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan tidak mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hatinya yang bersih membuat terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh dengan kesantunan. Siapapun yang berjumpa akan merasa kesan yang mendalam, siapapun yang bertemu akan memperoleh aneka mamfaat kebaikan, bahkan ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak mudah dilupakan.
Dan, Subhanallah, lebih dari semua itu, kebeningan hatipun ternyata dapat membuat hubungan dengan Allah menjadi luar biasa mamfaatnya. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula do’a-do’anya menjadi luar biasa mustajabnya. Mustajabnya do’a tentu akan menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar.
Pendek kata orang yang bersih hati itu, luar biasa nikmatnya, luar biasa bahagianya, dan luar biasa mulianya. Tidak hanya di dunia ini, tapi juga di akhirat kelak. Tidak rindukah kita memiliki hati yang bersih?
Silahkan bandingkan dengan orang yang berperilaku sebaliknya; berhati busuk, semrawut, dan kusut masai. Wajahnya bermuram durja, kusam, dan senantiasa tampak resah dan gelisah. Kata-katanya bengis, kasar, dan ketus. Hatinya pun senantiasa dikotori buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain bahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Tak berlebihan bila perilakunya pun menjadi hina dan nista, jauh dari perilaku terhormat, lebih dari itu, badannya pun menjadi mudah terserang penyakit. Penyakit buah dari kebusukan hati, buah dari ketegangan jiwa, dan buah dari letihnya pikiran diterpa aneka rona masalah kehidupan. Selain itu, akal pikirannya pun menjadi sempit dan bahkan lebih banyak berpikir tentang kezhaliman.
Oleh karenanya, bagi orang yang busuk hati sama sekali tidak ada waktu untuk bertambah ilmu. Segenap waktunya habis hanya digunakan untuk memuntahkan ketidaksukaannya kepada orang lain. Tidak mengherankan bila hubungan dengan Allah SWT pun menjadi hancur berantakan, ibadah tidak lagi menjadi nikmat dan bahkan menjadi rusak dan kering. Lebih rugi lagi, ia menjadi jauh dari rahmat Allah. Akibatnya pun jelas, do’a menjadi tidak ijabah (terkabul), dan aneka masalah pun segera datang menghampiri, naudzubillaah (kita berlindung kepada Allah).
Ternyata hanya kerugian dan kerugian saja yang didapati orang berhati busuk. Betapa malangnya. Pantaslah Allah SWT dalam hal ini telah mengingatkan kita dalam sebuah Firman-Nya : "Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Q.S. Asy-Syam [91] : 9 – 10).
Ingatlah saudaraku, hidup hanya satu kali dan siapa tahu tidak lama lagi kita akan mati. Marilah kita bersama-sama bergabung dalam barisan orang-orang yang terus memperbaiki diri, dan mudah-mudahan kita menjadi contoh awal bagaimana menjadikan hidup indah dan prestatif dengan bening hati, Insya Allah.
Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih. Bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, penuh sungging senyuman tulus seperti ini.
Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya, subhanallah. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan mamfaat. Tutur katanya bernas dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain.
Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang,dan kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada umat.
Orang yang bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek sedetik pun jua. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap detik yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang berbening hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya.
Walhasil, orang yang telah tertata hatinya adalah orang yang telah berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan tidak mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hatinya yang bersih membuat terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh dengan kesantunan. Siapapun yang berjumpa akan merasa kesan yang mendalam, siapapun yang bertemu akan memperoleh aneka mamfaat kebaikan, bahkan ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak mudah dilupakan.
Dan, Subhanallah, lebih dari semua itu, kebeningan hatipun ternyata dapat membuat hubungan dengan Allah menjadi luar biasa mamfaatnya. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula do’a-do’anya menjadi luar biasa mustajabnya. Mustajabnya do’a tentu akan menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar.
Pendek kata orang yang bersih hati itu, luar biasa nikmatnya, luar biasa bahagianya, dan luar biasa mulianya. Tidak hanya di dunia ini, tapi juga di akhirat kelak. Tidak rindukah kita memiliki hati yang bersih?
Silahkan bandingkan dengan orang yang berperilaku sebaliknya; berhati busuk, semrawut, dan kusut masai. Wajahnya bermuram durja, kusam, dan senantiasa tampak resah dan gelisah. Kata-katanya bengis, kasar, dan ketus. Hatinya pun senantiasa dikotori buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain bahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Tak berlebihan bila perilakunya pun menjadi hina dan nista, jauh dari perilaku terhormat, lebih dari itu, badannya pun menjadi mudah terserang penyakit. Penyakit buah dari kebusukan hati, buah dari ketegangan jiwa, dan buah dari letihnya pikiran diterpa aneka rona masalah kehidupan. Selain itu, akal pikirannya pun menjadi sempit dan bahkan lebih banyak berpikir tentang kezhaliman.
Oleh karenanya, bagi orang yang busuk hati sama sekali tidak ada waktu untuk bertambah ilmu. Segenap waktunya habis hanya digunakan untuk memuntahkan ketidaksukaannya kepada orang lain. Tidak mengherankan bila hubungan dengan Allah SWT pun menjadi hancur berantakan, ibadah tidak lagi menjadi nikmat dan bahkan menjadi rusak dan kering. Lebih rugi lagi, ia menjadi jauh dari rahmat Allah. Akibatnya pun jelas, do’a menjadi tidak ijabah (terkabul), dan aneka masalah pun segera datang menghampiri, naudzubillaah (kita berlindung kepada Allah).
Ternyata hanya kerugian dan kerugian saja yang didapati orang berhati busuk. Betapa malangnya. Pantaslah Allah SWT dalam hal ini telah mengingatkan kita dalam sebuah Firman-Nya : "Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Q.S. Asy-Syam [91] : 9 – 10).
Ingatlah saudaraku, hidup hanya satu kali dan siapa tahu tidak lama lagi kita akan mati. Marilah kita bersama-sama bergabung dalam barisan orang-orang yang terus memperbaiki diri, dan mudah-mudahan kita menjadi contoh awal bagaimana menjadikan hidup indah dan prestatif dengan bening hati, Insya Allah.
SAMALONAKU
Samalona...............
Kau telah membuai mimpiku
Kau telah masuk dalam relung hatiku
Kau telah menuruk jantungku dengan cintamu
Kau telah membuatku kalang kabut
Kau telah membuatku terbuai dalam hayalan
Kau telah membuatku tak ingin berlalu
Kau telah membuatku nyaman
Kau telah Membuatku Tentram
Kau telah membuatku Damai dalam hidupku
Samalona...............
Aku tercipta hanya untukmu
Aku satu hanya untukmu
Aku dan kamu jadi satu
Aku dan kamu punyai sejuta mimpi
Aku dan kamu Punyai cita-cita
Aku dan kamu punyai rasa yang sama
Samalona...............
Satu tujuan kita
Satu Impian kita
Satu janji kita
Satu komit kita
Satu jalan kita
Satu kasih kita
Satu Cinta kita
Satu Sayang kita
Samalona...............
Kau samalona Hatiku
Kau samalona Hidupku
Kau samlona Jiiwaku
Kaulah Samalona Yang kutuju
Kutunggu kau di samalona............
by " Nayhend "
Rabu, 26 November 2008
Mencintaimu
Mencintaimu bukanlah sebuah pilihan
Sebab hati tak mampu berpikir seperti logika
Datang tiba-tiba… hasrat ingin selalu berdua
Mencintaimu adalah rasa yang indah
Mereka hanya bisa melarang tanpa mengerti
Mereka hanya menolak tanpa berpikir bijak
Mereka hanya tak mau tanpa menelusuri kedalaman batinku
Mereka hanya bisa berpikir menurut mereka
Mencintaimu adalah sebuah karunia
Meski kau ada dunia juga tak selalu indah
Mencintaimu bangkitkan semangat sepenuh jiwa
Hadapi hari-hari yang tak selalu cerah
Semoga kelak mereka mampu mengerti
Semoga kelak mereka dapat menjadi bijak
Semoga kelak terbuka hati nurani
Semoga kelak terbuka pintu bahagia seutuhnya
Sebab hati tak mampu berpikir seperti logika
Datang tiba-tiba… hasrat ingin selalu berdua
Mencintaimu adalah rasa yang indah
Mereka hanya bisa melarang tanpa mengerti
Mereka hanya menolak tanpa berpikir bijak
Mereka hanya tak mau tanpa menelusuri kedalaman batinku
Mereka hanya bisa berpikir menurut mereka
Mencintaimu adalah sebuah karunia
Meski kau ada dunia juga tak selalu indah
Mencintaimu bangkitkan semangat sepenuh jiwa
Hadapi hari-hari yang tak selalu cerah
Semoga kelak mereka mampu mengerti
Semoga kelak mereka dapat menjadi bijak
Semoga kelak terbuka hati nurani
Semoga kelak terbuka pintu bahagia seutuhnya
Selalu Menata Hati
Betapa indahnya sekiranya kita memiliki qolbu yang senantiasa tertata, terpelihara, terawat dengan sebaik-baiknya. Ibarat taman bunga yang pemiliknya mampu merawatnya dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Alur-alur penanamannya tertata rapih. Pengelompokan jenis dan warna bunganya berkombinasi secara artistik. Yang ditanam hanya tanaman bunga yang memiliki warna-warni yang indah atau bahkan yang menyemerbakan keharuman yang menyegarkan.
Rerumputan liar yang tumbuh dibawahnya senantiasa disiangi. Parasit ataupun hama yang akan merusak batang dan daunnya dimusnahkan. Tak lupa setiap hari disiraminya dengan merata, dengan air yang bersih. Tak akan dibiarkan ada dahan yang patah atau ranting yang mengering.
Walhasil, tanahnya senantiasa gembur, tanaman bunga pun tumbuh dengan subur. Dedaunannya sehat menghijau. Dan, subhanallah, bila pagi tiba manakala sang matahari naik sepenggalah, dan saat titik-titik embun yang bergelayutan di ujung dedaunan menagkap kilatan cahayanya, bunga-bunga itu, dengan aneka warnanya, mekar merekah. Wewangian harumnya semerbak ke seantero taman, tak hanya tercium oleh pemiliknya, tetapi juga oleh siapapun yang kebetulan berlalu dekat taman. Sungguh, alangkah indah dan mengesankan.
Begitu pun qolbu yang senantiasa tertata, terpelihara, serta terawat dengan sebaik-baiknya. Pemiliknya akan senantiasa merasakan lapang, tenteram, tenang, sejuk, dan indahnya hidup di dunia ini. Semua ini akan tersemburat pula dalam setiap gerak-geriknya, perilakunya, tutur katanya, sunggingan senyumnya, tatapan matanya, riak air mukanya, bahkan diamnya sekalipun.
Orang yang hatinya tertata dengan baik tak pernah merasa resah gelisah, tak pernah bermuram durja, tak pernah gundah gulana. Kemana pun pergi dan dimana pun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, tenteram dan menenteramkan. Hatinya bagai embun yang menggelayut di dedaunan di pagi hari, jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Hatinya tertambat bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan selalu ingat dan merindukan Zat yang Maha Memberi Ketenteraman, Allah Azza wa Jalla.
Ia yakin dengan keyakinan yang amat sangat bahwa hanya dengan mengingat dan merindukan Allah, hanya dengan menyebut-nyebut namanya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, maka hatinya menjadi tenteram. Tantangan apapun dihadapinya, seberat apapun, diterimanya dengan ikhlas. Dihadapinya dengan sunggingan senyum dan lapang dada. Baginya tak ada masalah sebab yang menjadi masalah hanyalah caranya yang salah dalam menghadapi masalah.
Adalah kebalikannya dengan orang yang berhati semrawut dan kusut masai. Ia bagaikan kamar mandi yang kumuh dan tidak terpelihara. Lantainya penuh dengan kotoran. Lubang WC-nya masih belepotan sisa kotoran. Dindingnya kotor dan kusam. Gayungnya bocor, kotor, dan berlendir. Pintunya tak berselot. Krannya susah diputar dan air pun sulit untuk mengalir. Tak ada gantungan. Baunya membuat setiap orang yang menghampirinya menutup hidung. Sudah pasti setiap orang enggan memasukinya. Kalaupun ada yang sudi memasukinya, pastilah karena tak ada pilihan lain dan dalam keadaan yang sangat terdesak. Itu pun seraya menutup hidung dan menghindarkan pandangan sebisa-bisanya.
Begitu pun keadaannya dengan orang yang berhati kusam. Ia senantiasa tampak resah dan gelisah. Hatinya dikotori dengan buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain berbahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan.
Sungguh, orang yang berhati busuk seperti itu akan mendapatkan kerugian yang berlipat-lipat. Tidak saja hatinya yang selalu gelisah, namun juga orang lain yang melihatnya pun akan merasa jijik dan tidak akan menaruh hormat sedikit pun jua. Ia akan dicibir dan dilecehkan orang. Ia akan tidak disukai, sehingga sangat mungkin akan tersisih dari pergaulan. Terlepas siapa orangnya. Adakah ia orang berilmu, berharta banyak, pejabat atau siapapun; kalau berhati busuk, niscaya akan mendapat celaan dari masyarakat yang mengenalnya. Derajatnya pun mungkin akan sama atau, bahkan, lebih hina dari pada apa yang dikeluarkan dari perutnya.
Bagi orang yang demikian, selain derajat kemuliannya, akan jatuh di hadapan manusia, juga di hadapan Allah. Ini dikarenakan hari-harinya selalu diwarnai dengan aneka perbuatan yang mengundang dosa. Allah tidak akan pernah berlaku aniaya terhadap makhluk-makhluknya. Sesungguhnyalah apa yang didapatkan seseorang itu, tidak bisa tidak, merupakan buah dari apa yang diusahakannya.
"Dan bahwasannya manusia tidak akan memperoleh (sesuatu), selain dari apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasannya kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberikan balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna." (QS. An Najm {53} : 39-41), demikian firman Allah Azza wa Jalla.
Kebaikan yang ditunaikan dan kejahatan yang diperbuat seseorang pastilah akan kembali kepada pelakunya. Jika berbuat kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala sesuai dengan takaran yang telah dijanjikan-Nya. Sebaliknya, jika berbuat kejahatan, niscaya ia akan mendapatkan balasan siksa sesuai dengan kadar kejahatan yang dilakukannya. Sedangkan kebaikan dan kejahatan tidaklah bisa berhimpun dalam satu kesatuan.
Orang yang hatinya tertata rapih adalah orang yang telah berhasil merintis jalan ke arah kebaikan. Ia tidak akan tergoyahkan dengan aneka rayuan dunia yang tampak menggiurkan. Ia akan melangkah pada jalan yang lurus. Dititinya tahapan kebaikan itu hingga mencapai titik puncak. Sementara itu ia akan berusaha sekuat-kuatnya untuk berusaha sekuat-kuatnya untuk memelihara dirinya dari sikap riya, ujub, dan perilaku rendah lainnya. Oleh karenanya, surga sebaik-baiknya tempat kembali, tentulah telah disediakan bagi kepulangannya ke yaumil akhir kelak. Bahkan ketika hidup di dunia yang singkat ini pun ia akan menikmati buah dari segala amal baiknya.
Dengan demikian, sungguh betapa beruntungnya orang yang senantiasa bersungguh-sungguh menata hatinya karena berarti ia telah menabung aneka kebaikan yang akan segera dipetik hasilnya dunia akhirat. Sebaliknya alangkan malangnya orang yang selama hidupnya lalai dan membiarkan hatinya kusut masai dan kotor. Karena, jangankan akhirat kelak, bahkan ketika hidup di dunia pun nyaris tidak akan pernah merasakan nikmatnya hidup tenteram, nyaman, dan lapang.
Marilah kita senantiasa melatih diri untuk menyingkirkan segala penyebab yang potensial bisa menimbulkan ketidaknyamanan di dalam hati ini. Karena, dengan hati yang nyaman, indah, dan lapang, niscaya akan membuat hidup ini terasa damai, karena berseliwerannya aneka masalah sama sekali tidak akan pernah membuat dirinya terjebak dalam kesulitan hidup karena selalu mampu menemukan jalan keluar terbaiknya, dengan izin Allah. Insya Allah!***
Rerumputan liar yang tumbuh dibawahnya senantiasa disiangi. Parasit ataupun hama yang akan merusak batang dan daunnya dimusnahkan. Tak lupa setiap hari disiraminya dengan merata, dengan air yang bersih. Tak akan dibiarkan ada dahan yang patah atau ranting yang mengering.
Walhasil, tanahnya senantiasa gembur, tanaman bunga pun tumbuh dengan subur. Dedaunannya sehat menghijau. Dan, subhanallah, bila pagi tiba manakala sang matahari naik sepenggalah, dan saat titik-titik embun yang bergelayutan di ujung dedaunan menagkap kilatan cahayanya, bunga-bunga itu, dengan aneka warnanya, mekar merekah. Wewangian harumnya semerbak ke seantero taman, tak hanya tercium oleh pemiliknya, tetapi juga oleh siapapun yang kebetulan berlalu dekat taman. Sungguh, alangkah indah dan mengesankan.
Begitu pun qolbu yang senantiasa tertata, terpelihara, serta terawat dengan sebaik-baiknya. Pemiliknya akan senantiasa merasakan lapang, tenteram, tenang, sejuk, dan indahnya hidup di dunia ini. Semua ini akan tersemburat pula dalam setiap gerak-geriknya, perilakunya, tutur katanya, sunggingan senyumnya, tatapan matanya, riak air mukanya, bahkan diamnya sekalipun.
Orang yang hatinya tertata dengan baik tak pernah merasa resah gelisah, tak pernah bermuram durja, tak pernah gundah gulana. Kemana pun pergi dan dimana pun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, tenteram dan menenteramkan. Hatinya bagai embun yang menggelayut di dedaunan di pagi hari, jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Hatinya tertambat bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan selalu ingat dan merindukan Zat yang Maha Memberi Ketenteraman, Allah Azza wa Jalla.
Ia yakin dengan keyakinan yang amat sangat bahwa hanya dengan mengingat dan merindukan Allah, hanya dengan menyebut-nyebut namanya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, maka hatinya menjadi tenteram. Tantangan apapun dihadapinya, seberat apapun, diterimanya dengan ikhlas. Dihadapinya dengan sunggingan senyum dan lapang dada. Baginya tak ada masalah sebab yang menjadi masalah hanyalah caranya yang salah dalam menghadapi masalah.
Adalah kebalikannya dengan orang yang berhati semrawut dan kusut masai. Ia bagaikan kamar mandi yang kumuh dan tidak terpelihara. Lantainya penuh dengan kotoran. Lubang WC-nya masih belepotan sisa kotoran. Dindingnya kotor dan kusam. Gayungnya bocor, kotor, dan berlendir. Pintunya tak berselot. Krannya susah diputar dan air pun sulit untuk mengalir. Tak ada gantungan. Baunya membuat setiap orang yang menghampirinya menutup hidung. Sudah pasti setiap orang enggan memasukinya. Kalaupun ada yang sudi memasukinya, pastilah karena tak ada pilihan lain dan dalam keadaan yang sangat terdesak. Itu pun seraya menutup hidung dan menghindarkan pandangan sebisa-bisanya.
Begitu pun keadaannya dengan orang yang berhati kusam. Ia senantiasa tampak resah dan gelisah. Hatinya dikotori dengan buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain berbahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan.
Sungguh, orang yang berhati busuk seperti itu akan mendapatkan kerugian yang berlipat-lipat. Tidak saja hatinya yang selalu gelisah, namun juga orang lain yang melihatnya pun akan merasa jijik dan tidak akan menaruh hormat sedikit pun jua. Ia akan dicibir dan dilecehkan orang. Ia akan tidak disukai, sehingga sangat mungkin akan tersisih dari pergaulan. Terlepas siapa orangnya. Adakah ia orang berilmu, berharta banyak, pejabat atau siapapun; kalau berhati busuk, niscaya akan mendapat celaan dari masyarakat yang mengenalnya. Derajatnya pun mungkin akan sama atau, bahkan, lebih hina dari pada apa yang dikeluarkan dari perutnya.
Bagi orang yang demikian, selain derajat kemuliannya, akan jatuh di hadapan manusia, juga di hadapan Allah. Ini dikarenakan hari-harinya selalu diwarnai dengan aneka perbuatan yang mengundang dosa. Allah tidak akan pernah berlaku aniaya terhadap makhluk-makhluknya. Sesungguhnyalah apa yang didapatkan seseorang itu, tidak bisa tidak, merupakan buah dari apa yang diusahakannya.
"Dan bahwasannya manusia tidak akan memperoleh (sesuatu), selain dari apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasannya kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberikan balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna." (QS. An Najm {53} : 39-41), demikian firman Allah Azza wa Jalla.
Kebaikan yang ditunaikan dan kejahatan yang diperbuat seseorang pastilah akan kembali kepada pelakunya. Jika berbuat kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala sesuai dengan takaran yang telah dijanjikan-Nya. Sebaliknya, jika berbuat kejahatan, niscaya ia akan mendapatkan balasan siksa sesuai dengan kadar kejahatan yang dilakukannya. Sedangkan kebaikan dan kejahatan tidaklah bisa berhimpun dalam satu kesatuan.
Orang yang hatinya tertata rapih adalah orang yang telah berhasil merintis jalan ke arah kebaikan. Ia tidak akan tergoyahkan dengan aneka rayuan dunia yang tampak menggiurkan. Ia akan melangkah pada jalan yang lurus. Dititinya tahapan kebaikan itu hingga mencapai titik puncak. Sementara itu ia akan berusaha sekuat-kuatnya untuk berusaha sekuat-kuatnya untuk memelihara dirinya dari sikap riya, ujub, dan perilaku rendah lainnya. Oleh karenanya, surga sebaik-baiknya tempat kembali, tentulah telah disediakan bagi kepulangannya ke yaumil akhir kelak. Bahkan ketika hidup di dunia yang singkat ini pun ia akan menikmati buah dari segala amal baiknya.
Dengan demikian, sungguh betapa beruntungnya orang yang senantiasa bersungguh-sungguh menata hatinya karena berarti ia telah menabung aneka kebaikan yang akan segera dipetik hasilnya dunia akhirat. Sebaliknya alangkan malangnya orang yang selama hidupnya lalai dan membiarkan hatinya kusut masai dan kotor. Karena, jangankan akhirat kelak, bahkan ketika hidup di dunia pun nyaris tidak akan pernah merasakan nikmatnya hidup tenteram, nyaman, dan lapang.
Marilah kita senantiasa melatih diri untuk menyingkirkan segala penyebab yang potensial bisa menimbulkan ketidaknyamanan di dalam hati ini. Karena, dengan hati yang nyaman, indah, dan lapang, niscaya akan membuat hidup ini terasa damai, karena berseliwerannya aneka masalah sama sekali tidak akan pernah membuat dirinya terjebak dalam kesulitan hidup karena selalu mampu menemukan jalan keluar terbaiknya, dengan izin Allah. Insya Allah!***
Surat Untuk Sang Jiwa
Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri dan saudara-saudariku yang Insya Allah tetap mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya di atas segalanya, karena hanya cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna dan lebih indah.
Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara-saudariku yang kerap kali terisi oleh cinta selain-Nya. Yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karena-Nya, lalu di ruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah dimana lagi keikhlasan. Maka saat ini, kurasakan kekecewaan dan kelelahan karena yang kulakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah SWT tidak pernah menanyakan hasil. Dia akan melihat kesungguhan dalam berproses.
Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa saudara-saudariku yang mulai lelah menapaki jalan-Nya, ketika sering kali mengeluh, merasa terbebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat muila. Padahal tiada kesakitan, kelelahan, serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya.
Surat ini kutujukan untuk ruhku dan ruh saudara-saudariku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu dimanakah 'kejujuran' diletakkan? Dan kini terabaikan sudah secara nurani yang bersih, saat ibadah hanyalah rutinitas belaka, saat fisik dan fikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yang semu,coba lihat disana! Hatimu menangis, tertawa ataukah merana ?
Surat ini kutujukan untuk diriku dan diri saudara-saudariku yang sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih di hadapanNya selain ketaqwaan. Padahal kita menyadari bahwa tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian, namun kita masih saja bergulat dengan kefanaan.
Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara-saudariku yang mulai mati, saat tiada getar ketika asma Allah SWT disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan terlewat begitu saja, dan saat tiada rasa dosa ketika mendzalimi diri sendiri dan orang lain.
Akhirnya, surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya, meskipun sedikit.
Jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dari-Nya.
“Ya Allah…Yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini pada Agama-Mu, pada taat kepadaMu dan dakwah di jalanMu”
Wallahualam bisshawab
Semoga dapat membangkitkan iman yang sedang mati atau jalan di tempat, berdiam diri tanpa ada sesuatu amalan pun yang dapat dikerjakan. Kembalikan semangat itu sahabat-sahabat tercintaku…. Ada Allah dan orang-orang beriman yang selalu menemani di kala hati "lelah"
Wahai Diri....
Janganlah kau melangkah di jalan keputusasaan
karena di alam ini terhampar berjuta harapan
janganlah kau berlalu mengarah pada kegelapan
karena di alam ini terdapat cahaya iman
Komitmenlah pada jalan petunjuk ini
Jangan terusik karena sedikitnya orang-orang yang menempuhnya
Jauhilah jalan-jalan kesesatan.
Wahai Diri…
Perlu kau sadari jalan ini panjang
Perlu waktu yang lama, butuh pengorbanan yang sangat banyak
Wahai Diri…
Di dalam diri ini juga ada perang yang sangat melelahkan yaitu
Perang melawan kesempitan pikiran,
Kekotoran hati dan kemalasan jasad diri sendiri
Tapi tak ada jalan lain yang lebih selamat,
Semoga Allah mengantarkan kita menuju
Puncak kemuliaan di dunia dan
Mengijinkan kita menghirup kenikmatan Surga Firdaus.
Amin
Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara-saudariku yang kerap kali terisi oleh cinta selain-Nya. Yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karena-Nya, lalu di ruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah dimana lagi keikhlasan. Maka saat ini, kurasakan kekecewaan dan kelelahan karena yang kulakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah SWT tidak pernah menanyakan hasil. Dia akan melihat kesungguhan dalam berproses.
Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa saudara-saudariku yang mulai lelah menapaki jalan-Nya, ketika sering kali mengeluh, merasa terbebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat muila. Padahal tiada kesakitan, kelelahan, serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya.
Surat ini kutujukan untuk ruhku dan ruh saudara-saudariku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu dimanakah 'kejujuran' diletakkan? Dan kini terabaikan sudah secara nurani yang bersih, saat ibadah hanyalah rutinitas belaka, saat fisik dan fikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yang semu,coba lihat disana! Hatimu menangis, tertawa ataukah merana ?
Surat ini kutujukan untuk diriku dan diri saudara-saudariku yang sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih di hadapanNya selain ketaqwaan. Padahal kita menyadari bahwa tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian, namun kita masih saja bergulat dengan kefanaan.
Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara-saudariku yang mulai mati, saat tiada getar ketika asma Allah SWT disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan terlewat begitu saja, dan saat tiada rasa dosa ketika mendzalimi diri sendiri dan orang lain.
Akhirnya, surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya, meskipun sedikit.
Jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dari-Nya.
“Ya Allah…Yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini pada Agama-Mu, pada taat kepadaMu dan dakwah di jalanMu”
Wallahualam bisshawab
Semoga dapat membangkitkan iman yang sedang mati atau jalan di tempat, berdiam diri tanpa ada sesuatu amalan pun yang dapat dikerjakan. Kembalikan semangat itu sahabat-sahabat tercintaku…. Ada Allah dan orang-orang beriman yang selalu menemani di kala hati "lelah"
Wahai Diri....
Janganlah kau melangkah di jalan keputusasaan
karena di alam ini terhampar berjuta harapan
janganlah kau berlalu mengarah pada kegelapan
karena di alam ini terdapat cahaya iman
Komitmenlah pada jalan petunjuk ini
Jangan terusik karena sedikitnya orang-orang yang menempuhnya
Jauhilah jalan-jalan kesesatan.
Wahai Diri…
Perlu kau sadari jalan ini panjang
Perlu waktu yang lama, butuh pengorbanan yang sangat banyak
Wahai Diri…
Di dalam diri ini juga ada perang yang sangat melelahkan yaitu
Perang melawan kesempitan pikiran,
Kekotoran hati dan kemalasan jasad diri sendiri
Tapi tak ada jalan lain yang lebih selamat,
Semoga Allah mengantarkan kita menuju
Puncak kemuliaan di dunia dan
Mengijinkan kita menghirup kenikmatan Surga Firdaus.
Amin
Akhirnya Kutemukan Juga
Akhirnya kutemukan juga ... cinta ...
Aku pernah mencari cinta ...
Kucari di utara, timur, selatan dan barat
tapi tak jua kutemukan
Semakin keras ku mencari,
semakin aku tak menemukannya ...
Kusangka cinta adalah suatu perasaan membara,
tapi aku terbakar ...
Kusangka cinta adalah kebahagiaan hingga langit ketujuh,
tapi aku terjatuh ...
Kusangka cinta adalah memiliki dan dimiliki,
tapi aku terkekang ...
Kusangka cinta adalah semu,
dan aku kecewa ...
Sampai akhirnya ...
kutemukan sebuah perasaan hangat
merayap menyelimuti seluruh jiwaku
tumbuh dan berkembang dengan indahnya
memelukku tapi tidak mengikatku
menenangkan hatiku dan mencerahkan pikiranku
Akhirnya kutemukan juga ... cinta ...
Aku pernah mencari cinta ...
Kucari di utara, timur, selatan dan barat
tapi tak jua kutemukan
Semakin keras ku mencari,
semakin aku tak menemukannya ...
Kusangka cinta adalah suatu perasaan membara,
tapi aku terbakar ...
Kusangka cinta adalah kebahagiaan hingga langit ketujuh,
tapi aku terjatuh ...
Kusangka cinta adalah memiliki dan dimiliki,
tapi aku terkekang ...
Kusangka cinta adalah semu,
dan aku kecewa ...
Sampai akhirnya ...
kutemukan sebuah perasaan hangat
merayap menyelimuti seluruh jiwaku
tumbuh dan berkembang dengan indahnya
memelukku tapi tidak mengikatku
menenangkan hatiku dan mencerahkan pikiranku
Akhirnya kutemukan juga ... cinta ...
IBU
Ibu
Matahari berbisik padaku
Ibu lebih mulia darinya.!
Karena apa tanyaku?
Jawabnya..
Karena dia hanya menerangi dunia ini
Pada kesiangan saja
Tapi Ibu menerangi hidup anak²
Sepanjang masa, menembusi ruang kehidupan ini sepanjang zaman
Ibu
Pepohon yang merendang berbisik padaku
Ibu lebih mulia darinya.!
Karena apa tanyaku?
Jawabnya?..
Karena dia hanya meredupkan kehangatan
Insan yang berteduh dibawah pepohonnya
Tapi Ibu meredupkan kehangatan
Hidup yang penuh pancaroba
Meredakan kekusutan hati dan akal anak² yang Ibu kasihi
Ibu
Emas dan batu permata berbisik padaku
Ibu lebih mulia darinya.!
Karena apa tanyaku?
Karena ia hanya lambang kekayaan
lambang kemewahan
tapi Ibu adalah lambag kasih
lambang sayang
lambang cinta
lambang kemuliaan
lambang pengorbanan sejati anak²mu
Ibu
Manis gula dan masinnya garam berbisik padaku..
Ibu lebih mulia darinya..!
Karena apa tanyaku?
Jawabnya...
Karena dia hanya menambah nikmat sesuap makanan
dan lazat secangkir minuman
Tapi Ibu mampu menawarkan bisa kedukaan dan penderitaan
melazatkan keriangan dan menambah kecintaan
kepada kehidupan anak² yang Ibu kasihi
setiap masa dan sepanjang waktu
Ibu...
Angin yang bertiup berbisik padaku
Ibu lebih mulia darinya!!!
Karena apa tanyaku?
Jawabnya...
Karena dia tidak mampu sepanjang masa bertiup perlahan
bagi menenangkan keadaan
karena ada waktunya ia menjadi badai dan taufan
merobek kesejahteraan dan kebahagiaan insan
Tapi Ibu sepanjang masa meleraikan kekusutan
menenangkan jiwa anak²mu
sesepoi bahasa bayu, menyemai rasa cinta dan sayang sejati anak²mu
Ibu...
mulianya dirimu....
Membenarkan kata²
syurga itu ditelapak kaki ibu...
Matahari berbisik padaku
Ibu lebih mulia darinya.!
Karena apa tanyaku?
Jawabnya..
Karena dia hanya menerangi dunia ini
Pada kesiangan saja
Tapi Ibu menerangi hidup anak²
Sepanjang masa, menembusi ruang kehidupan ini sepanjang zaman
Ibu
Pepohon yang merendang berbisik padaku
Ibu lebih mulia darinya.!
Karena apa tanyaku?
Jawabnya?..
Karena dia hanya meredupkan kehangatan
Insan yang berteduh dibawah pepohonnya
Tapi Ibu meredupkan kehangatan
Hidup yang penuh pancaroba
Meredakan kekusutan hati dan akal anak² yang Ibu kasihi
Ibu
Emas dan batu permata berbisik padaku
Ibu lebih mulia darinya.!
Karena apa tanyaku?
Karena ia hanya lambang kekayaan
lambang kemewahan
tapi Ibu adalah lambag kasih
lambang sayang
lambang cinta
lambang kemuliaan
lambang pengorbanan sejati anak²mu
Ibu
Manis gula dan masinnya garam berbisik padaku..
Ibu lebih mulia darinya..!
Karena apa tanyaku?
Jawabnya...
Karena dia hanya menambah nikmat sesuap makanan
dan lazat secangkir minuman
Tapi Ibu mampu menawarkan bisa kedukaan dan penderitaan
melazatkan keriangan dan menambah kecintaan
kepada kehidupan anak² yang Ibu kasihi
setiap masa dan sepanjang waktu
Ibu...
Angin yang bertiup berbisik padaku
Ibu lebih mulia darinya!!!
Karena apa tanyaku?
Jawabnya...
Karena dia tidak mampu sepanjang masa bertiup perlahan
bagi menenangkan keadaan
karena ada waktunya ia menjadi badai dan taufan
merobek kesejahteraan dan kebahagiaan insan
Tapi Ibu sepanjang masa meleraikan kekusutan
menenangkan jiwa anak²mu
sesepoi bahasa bayu, menyemai rasa cinta dan sayang sejati anak²mu
Ibu...
mulianya dirimu....
Membenarkan kata²
syurga itu ditelapak kaki ibu...
Rabu, 19 November 2008
Sang Pujaan Hati
Diantara sayupnya angin berbisik
Diantara deburan ombak berdesis
Kupejamkan mata
Betapa indah hidup ini
Karena telah kudapatkan
Satu diantara sejuta bintang
Kudapatkan satu bintang
Bintang asing yang tak dikenal orang
Bintang yang meskipun tak indah
Namum..............
Telah mengisi hatiku yang kosong
Kan kuhiasi bintang itu dengan bingkai hatiku
Kan kujaga bintang itu dengan hangatnya cintaku
Kudapatkan satu bintang
Yang selalu menerangi jalanku
Dan akan selalu kurangkai dalam hatiku
Diantara deburan ombak berdesis
Kupejamkan mata
Betapa indah hidup ini
Karena telah kudapatkan
Satu diantara sejuta bintang
Kudapatkan satu bintang
Bintang asing yang tak dikenal orang
Bintang yang meskipun tak indah
Namum..............
Telah mengisi hatiku yang kosong
Kan kuhiasi bintang itu dengan bingkai hatiku
Kan kujaga bintang itu dengan hangatnya cintaku
Kudapatkan satu bintang
Yang selalu menerangi jalanku
Dan akan selalu kurangkai dalam hatiku
Yang Tak Terlupakan
Saat menyingkir dari sepi
Dirimu datang menemaniku
Saatku termenung sendiri
Dirimu hadir dihadapanku
Berbisik pada langit bisu
Adakah hati termanis dalam dirimu
Asaku tak bisa menjawab
Baikmu telah melumpuhkan jiwaku
Kini dirimu menjadii yang tak terlupakan
Dalam Hidupku
Dalam Hatiku
Dalam Sunyiku
Dalam Ajalku
Nanti...........
Dirimu datang menemaniku
Saatku termenung sendiri
Dirimu hadir dihadapanku
Berbisik pada langit bisu
Adakah hati termanis dalam dirimu
Asaku tak bisa menjawab
Baikmu telah melumpuhkan jiwaku
Kini dirimu menjadii yang tak terlupakan
Dalam Hidupku
Dalam Hatiku
Dalam Sunyiku
Dalam Ajalku
Nanti...........
CINNAY
Tanpa kehadiranmu
Tanpa canda tawamu
Tanpa merdunya suaramu
Tanpa hangatnya kasih sayangmu
Tanpa indahnya cintamu
Tanpa kesetiaan yang kau beri
Cinnay..........................
Kau cinta yang terhebat dalam hidupku
Kau cinta terindah dalam hatiku
Kau terlukis rapi dalam hidupku
Kau yang terbaik dari yang paling baik
Kau yang membuatku tersenyum
Kau selalu buatku tertawa
Kau selalu buatku senang
Kau membuatku bahagia dalam cintaku
Cinnay.............................
Aku sangat mengagumimu
Aku begitu menyayangimu
Aku begitu berharap hidup denganmu
Aku sangat mencintaimu
Aku ingin selalu disampingmu
Selamanya..........................
Sampai akhir hayatku
Sampai akhir ajalku
Tanpa canda tawamu
Tanpa merdunya suaramu
Tanpa hangatnya kasih sayangmu
Tanpa indahnya cintamu
Tanpa kesetiaan yang kau beri
Cinnay..........................
Kau cinta yang terhebat dalam hidupku
Kau cinta terindah dalam hatiku
Kau terlukis rapi dalam hidupku
Kau yang terbaik dari yang paling baik
Kau yang membuatku tersenyum
Kau selalu buatku tertawa
Kau selalu buatku senang
Kau membuatku bahagia dalam cintaku
Cinnay.............................
Aku sangat mengagumimu
Aku begitu menyayangimu
Aku begitu berharap hidup denganmu
Aku sangat mencintaimu
Aku ingin selalu disampingmu
Selamanya..........................
Sampai akhir hayatku
Sampai akhir ajalku
Lelakiku
Ketulusanku menyayangimu
Tak memandang siapa dirimu
Biar hina kata mereka
Bagiku engkau segalanya
Walaupun hitam liku hidupmu
Kan menjadi putih bersamaku
Aku tak pernah ingin tahu
Problema masa lalumu
Sungguh nista kata orang menilaimu
namun suci dimata hatiku
Suatu hari akan ku buktikan
Hina jadi mulia
Jangan ada keraguan cinta
Yang terjalin antara kita
Satu nada satu dalam angan
Bahagia dalam kemesraan
Sabtu, 15 November 2008
Pengakuan Cinta
Dikeheningan malam
Kuterbuai dalam hayalan
Meratapi sang rembulan yang begitu indah
Yang menghiasi bintang yang berkilauan
Begitu indahnya malam ini
Kunikmati dengan sepenuh hati
Diantara semua itu bayangmu
Selalu melekat dalam hatiku
Wajahmu yang bersinar manis
Bersinar seindah bulan purnama
Senyummu yang manis
Semanis madu saat kumbang yang menghisapnya
Dalam hidupku
Kaulah orang pertama yang meluluhkan keliaranku
Kaulah orang pertama yang menggetarkan hatiku
Sebenarnya hatiku mengharapkan sesuatu
Berharap akan bertemu denganmu
Karena rindu tak tertahan dikalbu
Namun………………
Ku tahu harapan tak seindah impian
Aku haus semua itu
Karena tak akan bias jadi kenyataan
Tapi meskipun begitu
Kuingin kau menerimaku sebagai cinta sejatimu
Cinta sejati dalam hatiku
Cintaku……..
Berikanlah jawabanmu
Untuk menjadikan tunas kebahagiaan
Dari seorang wanita nan mulia
Kuterbuai dalam hayalan
Meratapi sang rembulan yang begitu indah
Yang menghiasi bintang yang berkilauan
Begitu indahnya malam ini
Kunikmati dengan sepenuh hati
Diantara semua itu bayangmu
Selalu melekat dalam hatiku
Wajahmu yang bersinar manis
Bersinar seindah bulan purnama
Senyummu yang manis
Semanis madu saat kumbang yang menghisapnya
Dalam hidupku
Kaulah orang pertama yang meluluhkan keliaranku
Kaulah orang pertama yang menggetarkan hatiku
Sebenarnya hatiku mengharapkan sesuatu
Berharap akan bertemu denganmu
Karena rindu tak tertahan dikalbu
Namun………………
Ku tahu harapan tak seindah impian
Aku haus semua itu
Karena tak akan bias jadi kenyataan
Tapi meskipun begitu
Kuingin kau menerimaku sebagai cinta sejatimu
Cinta sejati dalam hatiku
Cintaku……..
Berikanlah jawabanmu
Untuk menjadikan tunas kebahagiaan
Dari seorang wanita nan mulia
Kasih Tak Sampai
Antara diriku dengan dirinya
Akankah aku bias bersamanya?
Walaupun hanya sedetik saja
Sebenarnya aku ingin bersamanya
Walau hanya rintangan menerpa
Aku sungguh menyanyanginya
Sampai tak ingin lepas darinya
Aku akan selalu menjaganya
Walau agin,hujan,badai dating menerpa
Inilah namanya cinta
Berjuanglah untuk dirinya
Karena suatu saat dia akan dating
Menghampiri kita
Akankah aku bias bersamanya?
Walaupun hanya sedetik saja
Sebenarnya aku ingin bersamanya
Walau hanya rintangan menerpa
Aku sungguh menyanyanginya
Sampai tak ingin lepas darinya
Aku akan selalu menjaganya
Walau agin,hujan,badai dating menerpa
Inilah namanya cinta
Berjuanglah untuk dirinya
Karena suatu saat dia akan dating
Menghampiri kita
Rabu, 12 November 2008
Cinta
Kepolosan dan keceriaanmu memikatku
Ketegasan wajahmu menjerat hatiku
tapi sayang kau belum mencintaiku
Tak lelah mata ini melihat wajahmu
tak jemu telinga ini mendengar suaramu
Kau telah kuteriakkan pada bulan
Kau telah kubisikkan pada bintang
Bahwa aku sayang padamu
Kekuatan kuda tak bisa diukur
Dari berapa jauh jarak yang ditempuh
Kekuatan cinta tak bisa di ukur dari pengorbanan
Cinta tak perlu di ungkapka dengan kata-kata
Karna cinta hanya perlu dirasa
Ketegasan wajahmu menjerat hatiku
tapi sayang kau belum mencintaiku
Tak lelah mata ini melihat wajahmu
tak jemu telinga ini mendengar suaramu
Kau telah kuteriakkan pada bulan
Kau telah kubisikkan pada bintang
Bahwa aku sayang padamu
Kekuatan kuda tak bisa diukur
Dari berapa jauh jarak yang ditempuh
Kekuatan cinta tak bisa di ukur dari pengorbanan
Cinta tak perlu di ungkapka dengan kata-kata
Karna cinta hanya perlu dirasa
Wanita Dalam Ragu
Aku tak patut kau cintai
Kau bagai berlian mahal yang berkilauan
yang bercahaya yang tak dapat kugapai
Kau disana dengan pancaran sinarmu yang indah
Dengan setumpuk harapan yang tak nyata
Aku tak patut kau impikan
Aku tak patut untuk mengharapkanmu
Jangan kau cintai
Karena aku tak mengharapkan cinta
Tak usah kau Rindu
Karena aku tak mengharapkan itu
Biarkan aku disini sendiri
Dengan setumpuk perasaan yang selamanya
Kau takkan tahu
Karena aku tak pantas untuk kau ketahui
Aku tau kau masih meragukanku
Akupun tahu masih ada luka dibalik senyummu
andai suatu saat nanti
Telah kering luka
Berikan aku kesempatan
Tuk sebarkan benih-benih cintaku
Tuk satukan Rindu yang ada
Kau bagai berlian mahal yang berkilauan
yang bercahaya yang tak dapat kugapai
Kau disana dengan pancaran sinarmu yang indah
Dengan setumpuk harapan yang tak nyata
Aku tak patut kau impikan
Aku tak patut untuk mengharapkanmu
Jangan kau cintai
Karena aku tak mengharapkan cinta
Tak usah kau Rindu
Karena aku tak mengharapkan itu
Biarkan aku disini sendiri
Dengan setumpuk perasaan yang selamanya
Kau takkan tahu
Karena aku tak pantas untuk kau ketahui
Aku tau kau masih meragukanku
Akupun tahu masih ada luka dibalik senyummu
andai suatu saat nanti
Telah kering luka
Berikan aku kesempatan
Tuk sebarkan benih-benih cintaku
Tuk satukan Rindu yang ada
Dealova
aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu aku ingin menjadi sesuatu yg mungkin bisa kau rindu karena langkah merapuh tanpa dirimu oh karena hati tlah letih
aku ingin menjadi sesuatu yg selalu bisa kau sentuh aku ingin kau tahu bahwa ku selalu memujamu tanpamu sepinya waktu merantai hati bayangmu seakan-akan
kau seperti nyanyian dalam hatiku
yg memanggil rinduku padamu
seperti udara yg kuhela kau selalu ada
hanya dirimu yg bisa membuatku tenang
tanpa dirimu aku merasa hilang
dan sepi, dan sepi
selalu ada, kau selalu ada
selalu ada, kau selalu ada
Langganan:
Postingan (Atom)