Kamis, 11 November 2010

untuk yang selalu merindu


Jangan pernah merindukan sesuatu secara berlebihan. Karena, yang
demkian itu menyebabkan kegelisahan yang tak pernah padam. Seorang muslim
akan bahagia ketika ia dapat menjauhi keluhan, kesedihan, dan kerinduan.
Demikian pula ketika ia dapat mengatasi keterasingan, keterputusan dan
keterpisahan yang dikeluhkan para penyair. Betapapun yang emikian itu
adalah tanda kehampaan hati.

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah
telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah
Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
(QS. Al-Jatsiyah:23)

Akulah yang menarik ujung kematian itu.
Siapakah yang akan dituntut, ketika si korban sendiri yang terdakwa?

Maksud bait syair ini adalah kita berhak merasakan sakit dan menderita,
sebab kita adalah penyebab utama dari semua yang terjadi.

Seorang yang berasal dari Andalusia menyombongkan dirinya karena bisa
merasakan suka yang melebihi batas.
Sebelum aku, orang mengeluh berat berpisah,
dan ketakutan muncul pada yang mati dan yang hidup.
Jika rusuk-rukku menghimpun , maka aku tidak akan lagi mendengar Dan tidak pula melihat.
Bila saja diantara tulang-tulangnya berhimpun ketakwaan, dzikir, kesadaran rohani dan ilahiyah, maka kebenaran akan bisa dicapai. Disamping itu, bukti akan menjadi semakin jelas dan kebenaran akan terlihat.
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (QS. Al-A’raf:200-201)
Ibn Qayyim telah memberikan terapi yang sangat manjur tentang masalah ini dalam bukunya Ad Da’wad Dawa atau Al Jawab asy Syafi’an Man Sa’ala’anid Dawa’asy Syafi. Buku ini sangat terkenal. Saya sarankan kepada para pembaca untuk merujuk kepada kedua buku tersebut.
Rasa suka yang berlebihan itu banyak sebabnya. Diantaranya :
1.Hati yang tak terisi oreh rasa cinta, dan rasa syukur, dzikir dan ibadah kepada Allah.
2.Membiarkan mata jalang. Mengumbar mata adalah jalan yang menghantarkan
pada kesedihan dan keresahan.
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya;” (QS. An-Nur:30) Rasulullah juga bersabda, “Pandangan (mata) itu adalah satu dari sekian banyak anak panah iblis.”
Jika kau liarkan matamu kepada semua mata, maka semua pemandangan akan membuatmu lelah. Kau lihat pemandangan, tapi tak seluruhnya mampu kau lihat dan kau tatap
3.Meremehkan ibadah, dzikir doa, dan shalat nafilah.

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. (QS. Al-Ankabut:45)
Adapun obatnya,

Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. (QS. Yusuf:24)
Berusaha untuk selalu berada di pintu-pintu ibadah dan memohon kesembuhan kepada Yang Mahaagung.

1.Merendahkan pandangan dan menjaga kemaluan.
2.Menjauhkan hati dari hal-hal yang bisa mengikat dan berusaha melupakannya.
3.Menyibukkan diri dengan amal saleh dan berguna.
4.Menikah secara syar’i.
Maka, kawinilah wanita-wanita(lain) yang kamu senangi. (QS. An-Nisa:3) Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, (QS. Ar-Rum:21) Rasulullah bersabda, “Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang sudah mampu untuk menikah, hendaklah menikah.”

Dikutip dari buku berjudul La Tahzan (DR. ‘Aidh al-Qarni)

Smoga kerinduan yang hadir di hati qta adalah kerinduan tuk memperoleh cinta-Nya
Amin……



Nay Sudarminto

Tidak ada komentar: