Kamis, 18 November 2010

Selektif Memilih Calon Suami

Apa yang menjadi kriteria anda saat memilih calon pasangan anda? Apakah karena penampilan fisiknya, hartanya, kepribadiannya, atau mungkin karena ibadahnya?

Jika kita perhatikan, sekarang ini orang memilih calon pendamping hidupnya dari sudut pandang dunia semata. Lihat saja, berapa banyak orang yang memilih pasangannya berdasarkan parasnya, hartanya, dan bahkan ada juga orang yang memilih karena popularitasnya. Padahal, semua itu tidak dapat menjamin kebahagiaan dalam rumah tangga yang akan mereka lalui di kemudian hari. Terbukti, banyak sekali mahligai rumah tangga yang berakhir di tengah jalan karena masalah yang sepele.

Sebagai seorang muslim, maka pertimbangan paling utama bagi kita dalam memilih calon pemimpin keluarga adalah orang yang seiman dengan kita. Bahkan kalau bisa, calon pemimpin keluarga memiliki ilmu agama yang lebih dibandingkan istrinya. Sebab mereka yang akan memegang kendali dalam rumah tangganya. Layaknya sebuah kapal, seorang kepala keluarga harus membawa keluarganya selalu berada di jalan Allah SWT.

Lantas apa saja pertimbangan yang harus dilakukan oleh seorang wanita dalam memilih calon suaminya, agar dapat membentuk sebuah keluarga yang diridhoi Allah SWT, Insya Allah? Berikut beberapa diantaranya:

1. Taat beragama dan berakhlak mulia

Seorang suami yang taat dalam agamanya akan mampu membawa keluarganya dalam ketaatan kepada Allah SWT. Sebab bagiamanapun juga, sebagai imam keluarga, ia harus dapat melindungi dan membimbing keluarganya dengan baik, sesuai dengan ajaran islam.

Lantas agaimana kita bisa tahu bahwa orang yang kita pilih memiliki ketaatan dalam beribadah? Tidak ada salahnya kita sedikit mengujinya dengan cara:

• Tanyakan dan selidiki dengan seksama seberapa jauh pria itu beragama dan bagaimana akhlaknya, taat menjalankan shalat 5 waktu, taat menjalankan puasa Ramadhan, patuh pada orang tua, rukun dengan tetangga, dan sikapnya terhadap yang lemah atau miskin.

• Perhatikan teman-teman pergaulannya, apakah mereka taat menjalankan agama atau suka berbuat maksiat

2. Menjauhi maksiat

Pintu menuju kemaksiatan banyak sekali bertebaran di sekitar kita. Jika tidak dapat menjaga diri, maka dengan mudah kita akan terseret dalam lembah kemaksiatan. Bahkan, bisa saja kita justru “membawa” orang terdekat kita terperosok ke dalamnya.

Karena itu, calon imam rumah tangga sebaiknya menyadari akan hal ini. Dan ia juga harus menjauhi kemaksiatan. Kita dapat mencari tahu hal ini dengan cara:

• Menanyakan kepada calon suami atau tetangga dekatnya tentang latar belakang kehidupannya, apakah ia pernah berjudi, minum-minuman keras, melakukan free sex atau tidak, dan bagaimana sikapnya terhadap teman yang berjudi atau minum-minuman keras atau melakukan pergaulan seks bebas.

• Mengetes pengetahuannya tentang perbuatan-perbuatan yang dipandang dosa besar dalam Islam.

3. Semangat dakwah dan jihad

Semangat dakwah sebaiknya dimiliki oleh setiap individu muslim. Telitilah, apakah calon pasangan anda memiliki semangat ini. Caranya:

• Tanyakan pada teman-teman dekatnya apakah ia suka mengikuti kegiatan dakwah, seperti mengurus masjid, membantu pengajian atau tidak.

• Amati dan cermati keadaan keluarganya apakah mereka suka membantu kegiatan dakwah atau tidak.

• Tes calon tersebut dengan beberapa kasus pelanggaran atau pelecehan terhadap agama, apakah yang bersangkutan merasa terpanggil untuk membela agamanya atau tidak. Amati bagaimana sikapnya bila mengetahui ada masjid dibakar oleh orang non Islam, misalnya apakah ia diam atau marah.

4. Dari keluarga shalih

* Cek keluarganya tentang bagaimana shalat, puasa, usahanya mendapatkan rezeki, kewajiban membayar zakat, dll.

* Cek lingkungan tempat tinggalnya apakah tetangganya orang-orang yang shalih ataukah orang-orang yang suka berbuat maksiat dan di kampungnya terdapat masjid atau tidak.

* Cek lingkungan kerjanya, apakah ia bekerja ditempat yang melakukan usaha secara halal atau haram dan apakah teman kerjanya suka melakukan kegiatan maksiat atau taat kepada agama.

5. Berbakti pada orang tua

Tanyakan hal tersebut pada anggota keluarga atau kerabat dekat dan tetangganya.

6. Mandiri

Tanyakan secara langsung, pada keluarga, tetangga atau teman-teman dekatnya tentang apakah ia benar-benar sudah bekerja atau belum. Apakah penghasilannya layak untuk bersuami istri atau belum.

7. Dapat menjadi imam dalam keluarga

* Ajukan tes psikologi yang dapat mengukur tingkat kemampuan kepemimpinan calon.

* Selidiki tingkah laku dan kepribadian calon dalam pergaulan dengan teman-temannya.

* Selidiki kepribadian calon di tengah keluarganya, apakah ia orang yang memiliki kemampuan memimpin atau tidak

* Perhatikan cara dia menyelesaikan tugas-tugas yang diembankan kepadanya, apakah dapat diselesaikan dengan baik atau tidak.

8. Bertanggung jawab

* Selidiki dan amati dengan seksama perilaku calon dalam memikul tugas-tugas yang diembankan kepadanya. (Misalnya bagaimana sikap ia bila dititipi barang untuk disampaikan kepada orang lain, apakah ia melaksanakannya dengan baik atau tidak)

* Tanyakan kepada teman-teman dekatnya, bagaimana ia menjalankan tugas-tugas yang menjadi kewajibannya, apakah ia lakukan dengan penuh tanggung jawab atau tidak. (Bagaimana sikapnya bila disuruh orang tua untuk berbelanja, apakah uangnya dibelanjakan dengan benar atau tidak)

* Teliti kondisi lingkungan dan keluarganya, apakah ia termasuk orang yang suka melakukan tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab atau tidak. (Bagaimana sikapnya bila dititipi uang simpanan bersama, apakah dipergunakan untuk kepentingan pribadi atau tidak)

* Uji calon dengan tugas atau persoalah hingga dapat diketahui seberapa besar tanggung jawabnya menyelesaikan persoalan tersebut.

9. Adil

* Tanyakan pada teman-teman atau keluarga dekatnya, apakah dalam pergaulan dengan mereka ia selalu bertindak adil ataukau terkadang adil, terkadang curang atau lebih banyak curang dari pada adil atau lebih mementingkan diri sendiri dan suka merugikan orang lain.

* Tes calon dengan beberapa tindakan, misalnya suruh membagikan sumbangan makanan dikampungnya apakah ia mengutamakan teman dekatnya dan mengabaikan orang lain atau memperlakukannya sama.

* Selidiki kebiasaan dan perilakunya dengan sesama saudara dalam keluarganya, apakah ia orang yang adil ataukah orang yang suka merugikan kepentingan saudaranya.

10. Berperilaku halus

1.Perhatikan kebiasaan calon dan keluarganya, apakah mereka suka berbuat kasar dan kejam atau tidak

2.Tanyakan kepada teman-teman atau tetangga dekatnya, apakah calon atau keluarganya sehari-hari berperilaku ramah dan halus atau kasar dan kejam kepada orang.

3.Tanyai para pembantu atau pelayan jika punya, apakah mereka sering diperlakukan kasar dan kejam atau diperlakukan kasar dan kejam atau diperlakukan halus dan terhormat.

4.Ajukan sejumlah pertanyaan yang bersifat tes psikologis sehingga dapat diketahui apakah ia tipe orang yang kasar dan kejam atau halus dan mulia.

11. Tidak kikir

1.Tanyakan kepada teman, tetangga atau keluarganya, apakah calon bersifat kikir atau dermawan.

2.Uji dengan beberapa kasus, misalnya minta bantuan memenuhi kebutuhan anak yatim atau orang jompo.

3.Teliti kebiasaan keluarganya, apakah mereka kikir atau dermawan.

12. Senang memiliki anak

1.Apakah dia senang punya anak atau tidak?
2.Minta calon untuk lakukan tes kesehatan guna mengetahui apakah ia memiliki benih subur atau tidak.

Begitu banyak hal yang mesti wanita muslimah utarakan dengan jujur berkaitan dengan memilih pasangan yang tepat. Memang perlu waktu dan proses, nikmatilah proses itu dengan tetap menjaga kehormatan diri dan kemuliaan akhlak. Untuk mencari jawaban atas cara-cara di atas, wanita muslimah bisa meminta bantuan orang-orang terdekatnya yang dapat dipercaya. Mungkin tak semua cara dilakukan, yang penting wanita muslimah lebih tahu apa yang dimaunya.

Untuk para wanita, Selamat “berburu” calon suami

Tidak ada komentar: