Sabtu, 20 November 2010

Iseng Ah....


Dalam catatan amalan keseharian kita, ada kalanya kita mengalami berbagai macam fluktuasi dalam beraktivitas dan beribadah. Pada suatu waktu kita merasa sangat bersemangat, dilain kesempatan keadaan itu tiba – tiba menurun. Ada yang perlahan – lahan, ada pula yang turun dengan drastis. Barangkali dalam beberapa waktu lalu kita sangat bersemangat menjalankan sebuah amal ibadah. Tapi akhir – akhit ini semangait itu seperti luntur bersama aliran waktu. Dahulu begitu semangat melaksanakan shaum, berdakwah dan lainnya. Namun belakangan menjadi surut bahkan mungkin seperti tak da bekasnya.

Jika pada saat semangat menurun, kita bias menjaga konsistensi agar tetap dijalur syar’I, insyaAllah kita akan selamat. Namun jika tidak, betapa banyak orang yang dahulunya begitu rajin dengan sebuah amal kebaikan, tiba – tiba berbalik seratus delapan puluh derajat menjadi malas dan enggan menjalankannya. Dan itulah yang disebut dengan “futur”. Sebuah penyakit hati dengan indikasi hilangnya semangat dalam menjalankan amal kebaikan.

Seorang muslimah yang dahulunya sangat kuat memegang agamanya, berjilbab syar’I bahkan sudah memakai cadar, tiba – tiba melepas semuanya dan terjun bebas kedunia jahiliyyah. Naudzu billahi mindzalik!. Seorang aktivitas muslim yang giat berdakwah, tak disangka bias berubah sedemikian rupa bahkan lebih parah dari orang awam biasa. Sesorang yang terlihat sangat rajin beribadah, kini terlihat bosan dan meninggalkan ibadahnya.

Tentunya semua ini bukan tanpa sebab. Ada factor – factor yang berpotensi memicu menurunkan semangat kita dalam beraktivitas menjalankan amal kebaikan. Salah satunya adalah karena salah niat…………..
Jika kita merasa tiba – tiba semangat kita menurun, padahal dahulunya kita begitu bersemangat, yang harus kita evaluasi dalah niat kita. Dengan niat apakah dahulu bias begitu giat menjalankan ibadah itu? Sebab niat melambungkan tujuan. Jika diniatkan karena Allah, insyaAllah tujuan mencari Ridho-Nya tak akan putus hingga akhir masa.. Tapi jika karena lainnya, saat tujuan sudah tercapai atau bahkan hilang karena tak ada lagi yang bias di harapkan, bukan mustahil semangatpun akan sirna. Seseorang yang giat beribadah hanya karena ingin segera menikah dan mendapat jodoh, semangatnya bias mengendur setelah mendapatkan apa yang diidamkannya. Yang berdakwah karena mencari popularitas akan menyusut ghirahnya, ketika ternyata ada yang lebih terkenal darinya.

Amal kebaikan yang tidak diniatkan ikhlas sangatlah rapuh. Sebab, tidak semua kebaikan yang kita lakukan pasti akan mendapat pujian, terkadanh cemoohan atau cacian. Bahkan bias lebih parah dari itu. Jika hati tidak dikuatkan dengan keikhlasan hanya mencari Ridho-Nya dan bukan ridho manusia, ia tidak akan kuasa saat badai ujian menerpanya.

Nay Sudarminto

Tidak ada komentar: